LHOKSEUMAWE – Atraksi silat tradisional Siwah Busoe yang ditampilkan di acara resepsi pernikahan anggota Silet Nanggroe di Desa Padang Sakti, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe bekerja sama dengan masyarakat peduli adat pukau ribuan massa, Minggu (12/11/2023).
Pantauan media ini di lapangan, para pandekar muda usia setara siswa SMA dan mahasiswa ini juga menampilkan tradisi Seumapa (saling sapa). Di seumapa ini, dilakukan dengan saling berbalas pantun antara perwakilan mempelai pria dan wanita.
“Seumapa salah satu adat istiadat yang diwariskan dari masa Kerajaan Darut Dunia Aceh Darussalam dan sampai saat masih terpelihara di dalam kehidupan masyarakat Provinsi Aceh. Adat seumapa ini biasanya ditampilkan pada acara – acara khusus, seperti Preh Linto dan tueng Dara Baro (resepsi pernikahan),” ujar Ketua Dewan Pandekar Aceh, Taufik Akbar atau lebih dikenal dengan Abu Siwah.
Menurutnya, atraksi yang diperagakan oleh para pandekar muda, mereka talabah “Santri” Dayah yang selama beberapa tahun belakangan ini giat dalam program Silet Nanggroe Siwah Busoe Pageu Dayah, acara diawali dengan pembacaan sejarah singkat dan sinopsis oleh salah satu anggota Silet Nanggroe.
Kemudian, dilanjutkan dengan pembacaan do’a spritual Silet Nanggroe yang dikutip dari ayat kitab Suci Al-Qur’an, kemudian dilanjutkan dengan seni ca’e (syair) yang biasa ditemukan di seni seudati yang dilantunkan oleh Cahi atau ahli seni tutur Aceh. Selanjutnya, dilanjutkan dengan Seumapa serta atraksi silat oleh orang-orang yang profesional dan terlatih diiringi pukulan gendrang deung-rapai dan tiupan napiri-serene kale, yang keseluruhan prosesi preih Linto-tueng dara Baro ini berdurasi 13 hingga 16 menit.
“Ini adalah upaya kita untuk terus melestarikan budaya Aceh, sehingga tidak hilang dan tergerus oleh perkembangan zaman,” dan kita juga ingin selalu bekerjasama dengan seluruh lapisan masyarakat peduli adat untuk menampilkan tradisi ini selain di acara resepsi pernikahan, juga di acara penyambutan tamu agung, sunat rasul, pelantikan satu organisasi, opening performa pameran-pameran dll, dan atraksi ini benar-benar kita ilustrasikan satu peradaban peninggalan Indatu orang aceh pungkas Abu Siwah.
Hal senada juga disampaikan Sekjen Dewan Pandekar Aceh, Ramazani yang turut mendampingi pandekar muda pada acara tersebut. Menurutnya, semua Jambo silet untuk bisa memperkenalkan seni budaya silet tradisional Aceh ke seluruh masyarakat setempat.
“Kita harus bekerja keras untuk bisa mendidik kalangan muda untuk terus bisa mencintai budaya lokal khususnya peradaban Seni budaya Silet tradisional Aceh yang kita cintai ini,” harapnya.[]