Pontianak: CEO PT Premium Rempah Bumi (Pribumi) Indonesia, Andi Yunus Ladika, menegaskan komitmennya untuk menjadikan Kalimantan Barat (Kalbar) sebagai pusat pengembangan Nilam, salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Penandatanganan Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Provinsi Kalbar, Yayasan Sangga Bumi Lestari, Rainforest Alliance, Pribumi, dan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia, di Hotel Golden Tulip Pontianak, Senin (5/5/2025)
“Dari awal komitmen kami adalah mendorong branding Kalbar memainkan akorsi untuk komoditas dunia,” ujar Andi.
Ia menilai Kalbar memiliki potensi besar dalam komoditas global. Namun, selama ini masih terhambat oleh berbagai persoalan, termasuk kualitas bibit dan pemasaran yang belum terintegrasi.
Nilam, lanjut Andi, adalah komoditas strategis yang saat ini dikuasai Indonesia hingga 90 persen pasar dunia. “Kami hadir untuk memberi warna agar Kalbar punya variasi komoditas unggulan. Nilam ini bisa jadi peluang besar,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pribumi mengusung tagline “Cuan Menanam Nilam Tanpa Membakar Lahan dan Menebang Hutan” karena Nilam dapat ditanam secara tumpang sari tanpa merusak lingkungan.
Dari sisi ekonomi, tanaman Nilam menjanjikan keuntungan tinggi. Petani bisa memperoleh omzet hingga Rp70 juta per hektare per panen, dan dalam tiga tahun bisa panen hingga 11 kali. Pribumi juga menjamin harga jual melalui kontrak resmi, sehingga petani tidak perlu khawatir terhadap fluktuasi pasar.

“Masalah utama petani itu dua: kemana menjual dan berapa harganya. Di Pribumi, kami buat harga stabil dan Insya Allah bisa naik,” katanya.
Dukungan juga datang dari Bank Kalbar yang akan memberikan akses permodalan bagi petani mitra. Hingga saat ini, PRIBUMI telah bermitra dengan hampir 2.000 petani dan kelompok tani di berbagai kabupaten/kota di Kalbar, kecuali Kayong Utara dan Landak. Lahan Nilam sudah dikembangkan mulai dari lahan gambut, bekas tambang, hingga dataran tinggi.
Lebih lanjut Andi menjelaskan, Nilam sangat berguna dalam industri parfum, kosmetik, liquid vape, hingga farmasi.
“Fungsi utamanya sebagai perekat aroma. Bahkan bisa digunakan sebagai antiseptik alami dan bahan tambahan untuk biosolar,” ucapnya.
Menurut Andi, syarat utama untuk bergabung sebagai mitra adalah menggunakan bibit unggul asal Aceh, pusat terbaik Nilam dunia. Proses kemitraan dimulai dari pengiriman data pribadi ke perusahaan, penandatanganan MoU, dan pemesanan bibit resmi dari distributor Pribumu.
“Kita sudah uji coba di berbagai jenis lahan, semuanya berhasil. Sekali tanam bisa panen 3-4 kali setahun selama tiga tahun. Satu hektare bisa menghasilkan 30-70 ton Nilam basah per panen,” kata Andi.
Sumber:rrico.id