Banjarmasin: Lahan pertanian di Banjarmasin mengalami penyusutan. Sebelumnya lahan pertanian di Banjarmasin seluas 2.600 hektare, sekarang menjadi 2.500 hektare.
“Sementara ini penyusutan lahan pertanian di Banjarmasin kurang dari 100 hektare,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin, Yuliansyah Effendi.
Diketahui, Banjarmasin sendiri kawasan perkotaan, dengan pertumbuhan penduduk semakin meningkat. Otomatis jumlah warga yang memerlukan rumah juga meningkat, sementara di sisi lain luasan kotanya kecil.
Alhasil, lahan pertanian akhirnya terus tergerus akibat berubah fungsi menjadi perumahan. Dengan pertumbuhan bangunan di sekitar lahan pertanian berdampak terhadap tingkat kesuburan tanahnya, disebabkan pengaruh limbah rumah tangga.
DKP3 Banjarmasin terus berupaya mempertahankan luasan lahan pertanian yang masih ada. Bahkan beberapa tahun lalu pihaknya sudah mulai melakukan penambahan lahan pertanian.
“Kami sudah membeli tanah seluas 7,5 hektare pada tahun 2023, tahun 2024 dianggarkan tetapi karena refocusing tidak bisa, tahun ini sudah dianggarkan lagi, semoga bisa terealisasi,” ujarnya.
Terkit hasil pertanian di Banjarmasin, Ia mengungkapkan dengan luasan lahan yang ada, pihaknya terus berupaya mendorong petani untuk meningkatkan produksinya. Namun pada tahun ini petani terkendala kondisi alam, sehingga waktu tanam mengalami pergeseran.
Seharusnya November 2024 lalu sudah mulai tanam, namun karena cuaca hujan dan banjir rob lahan menjadi terendam. Kondisi ini berlanjut hingga Maret. “Diprediksi petani sudah bisa tanam bulan ini, (April, red),” ujarnya.
Meskipun masa penanaman padi di wilayah Kota Banjarmasin terganggu akibat kondisi cuaca, hal itu tidak berpengaruh pada hasil pertanian. “Dari 2.500 hektar, luasan yang dipanen mencapai 1.900 hektar lebih,” katanya.
Sumber: rri.co.id