LHOKSEUMAWE – Menjaga perilaku hidup sehat adalah satu-satunya modal untuk bisa terus produktif di segala jenjang usia. Meski nantinya bila sakit sangat mudah tertangani dengan BPJS, tetapi menjaga kesehatan tetap menjadi hal yang utama. Hal ini disampaikan Mutia Sari (27), pekerja di salah satu kantor pemerintahan desa di Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.
Mutia Sari mengatakan ia selalu menjaga kebiasaan hidup sehat. Menjaga pola makan yang baik, menjadi salah satu faktor pendukung untuk melakukan aktivitas dalam kondisi prima, terlebih bagi generasi-generasi muda yang kesehariannya dipadati dengan berbagai aktivitas.
Mutia mengaku selalu menjaga pola makan, terlebih setelah ia dikaruniai anak. Wanita yang akrab disapa Tia ini yakin bahwa menjaga kesehatan dan kondisi prima tubuhnya adalah suatu hal yang wajib dilakukan agar dapat terhindar dari berbagai gangguan kesehatan yang bisa menjadi hambatan baginya untuk membantu tumbuh dan kembang sang anak.
“Kita harus sehat terus, supaya dapat selalu menjaga tumbuh kembang anak, kalau bukan Kita orang tuanya ya siapa lagi yang bisa menemani tumbuh kembangnya,” ujar Tia di tempat kerjanya beberapa waktu lalu.
Tia mengatakan, baru-baru ini ia mencoba menjaga pola makannya dengan memilih mengonsumsi produk meal replacement sebagai makanan untuk sarapan. Tak asal pilih, hal tersebut dilakukan Tia tetap dengan mempertimbangkan berbagai aspek, baik dari aspek kandungan nutrisi dan gizinya serta aspek finansialnya.
“Kalau untuk kesehatan diri sendiri mahal sedikit tidak apa-apa, asalkan kita masih sanggup bayar, sebisa mungkin kita usahakan untuk jaga jangan sampai sakit, apalagi kalau sampai harus dirawat di rumah sakit, walaupun (kalau sakit) nggak pusing karena sudah ada BPJS kan,” ujar ibu dengan satu orang balita ini.
Berbicara biaya pemeliharaan dan pelayanan kesehatan, Tia dan keluarga kecilnya yang sudah bertahun-tahun lalu mengantongi identitas kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hampir dibilang tak pernah pusing perihal biaya berobat. Berbekal KIS (Kartu Indonesia Sehat), Tia langsung saja membawa anggota keluarganya ke Puskesmas terdekat jika didapati ada keluarganya yang sakit.
“Berobat enggak susah karena bisa di Puskesmas pakai BPJS. Gratis. Berobat di rumah sakit pun gratis juga, tidak ada diminta biaya atau disuruh bayar apa-apa, tapi paling penting itu kita wajib jaga kesehatan, peu soh-soh (jangan sampai terjadi) jangan sampai sakit apalagi kalau sampai harus diinfus dan rawat inap,” ucap Tia lagi.
Meskipun demikian, Tia memiliki pengalaman baik saat dirinya terpaksa harus mendapatkan pelayanan rawat inap di salah satu fasilitas kesehatan di Kota Lhokseumawe.
“Saya beberapa tahun lalu saat melahirkan anak katanya harus rawat inap, udah sakit-sakit dirumah katanya harus diinfus satu malam di tempat bidan untuk tunggu pembukaan, Alhamdulillah sama sekali nggak susah, menginap disitu gratis, infus juga gratis, pokoknya nggak ada pikir-pikir uang sama sekali,” lanjut wanita yang terdaftar sebagai peserta Program JKN segmen Penerima Bantuan Iuran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PBI APBN) ini.
Kemudian, Tia yang sudah pernah merasakan langsung manfaat Program JKN mengatakan bahwa dirinya kerap mengingatkan warga disekitar pemukimannya untuk membekali diri dan keluarga dengan jaminan sosial kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan tersebut.
“Kita memang maunya sehat-sehat, jangan sampai sakit, apalagi mungkin yang muda-muda ini merasa belum perlu karena belum sakit, tapi BPJS itu sangat penting, setidaknya Kita nggak ada beban biaya kalau nanti butuh berobat,” tutur dia menutup pembicaraan.[]