Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Uzbekistan Bakhtiyor O Saidov, membahas peningkatan kerja sama perdagangan antara kedua negara.
Mendag Budi pada pertemuannya Senin (10/2/2025) menyampaikan kedua negara tengah mendorong peningkatan kerja sama bilateral, diantaranya melalui penjajakan Perundingan Indonesia-Uzbekistan Preferential Trade Agreement (IU-PTA).
Ia mendorong tim teknis kedua negara untuk mempersiapkan rencana peluncuran IU-PTA yang ditargetkan 2025. IU-PTA kata Mendag Budi melalui keterangan resmi yang diterima InfoPublik Selasa (11/2/2025) dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk ekspansi pasar.
“Mengingat jumlah penduduk Uzbekistan terbesar di Kawasan Asia Tengah dengan jumlah mencapai 36,5 juta jiwa dan merupakan mitra dagang nontradisional Indonesia. Ini merupakan salah satu langkah konkret program prioritas Kemendag dalam perluasan pasar ekspor,” ujar Mendag Budi.
Ia juga mendorong pihak Uzbekistan untuk segera merealisasikan pembentukan Joint Working Group (JWG) on Trade and Investment Indonesia-Uzbekistan.
Pembentukan JWG tersebut, kata Mendag Budi telah disepakati pada pertemuan Delegasi DPR RI, Kemendag, dan Kementerian Perindustrian dengan Deputi Perdana Menteri/Menteri Investasi dan Perdagangan Luar Negeri Uzbekistan di Tashkent pada 18 Mei 2021.
Selain itu, Mendag Budi menyampaikan dukungan terhadap proses aksesi Uzbekistan ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO). Indonesia dan Uzbekistan telah menyelesaikan perundingan akses pasar barang dan jasa dalam kerangka aksesi tersebut.
Ia juga mendorong tim teknis kedua negara untuk segera menyelesaikan pembahasan prosedur dan waktu penandatanganan Protokol Persetujuan Indonesia-Uzbekistan mengenai barang dan jasa dalam kerangka Aksesi Uzbekistan ke WTO.
“Indonesia siap menandatangani Protokol Persetujuan Indonesia-Uzbekistan mengenai barang dan jasa dalam kerangka Aksesi Uzbekistan ke WTO,” tegas Mendag Budi.
Uzbekistan merupakan negara tujuan ekspor ke-129 dan asal impor ke-53 bagi Indonesia. Dalam lima tahun terakhir (2019—2023) tren perdagangan kedua negara tumbuh sebesar 49,04 persen.
Sementara pada 2024, total perdagangan kedua negara mencapai US$147,6 juta, naik 4,67 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$141,1 juta. Pada periode ini, ekspor Indonesia ke Uzbekistan sebesar US$25,8 juta.
Ekspor utama Indonesia ke Uzbekistan diantaranya margarin, lemak dan minyak hewan atau nabati, mesin dan aparatus elektrik, margarin lain, serta kopi instan.
Sedangkan impor Indonesia dari Uzbekistan tercatat sebesar US$121,9 juta. Impor Indonesia dari Uzbekistan diantaranya kalium klorida, pulp linter kapas, pompa bahan bakar, pengukur tinggi permukaan untuk kendaraan bermotor, serta dinatrium karbonat.