PEKANBARU — Sebagai kampus yang terus maju dan berkembang, Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) sudah layak menjadi salah satu kampus dalam mempersiapkan tenaga kerja keluar negeri atau pekerja migran yang berkualitas.
Penegasan itu disampaikan Wakil Menteri (Wamen) Perlindungan Pekerja Migran (P2MI) Republik Indonesia (RI) Dzulfikar Ahmad Tawalla S Pd M Ikom, saat menjadi pembicara dalam kegiatan Pengajian Ramadan 1446 H
dan Silaturahmi Pimpinan Cabang Muhammadiyah se Riau, Jumat (7/03/2025) sore.
Dalam kegiatan yang berlangsung di aula kampus utama Umri Jalan Tuanku Tambusai ujung tersebut, Wamen Dzulfikar bercerita bahwa sejarah pekerja Migran Indonesia itu terjadi pertama kali pasca presiden pertama Soekarno melakukan kunjungan ke Arab Saudi, pada tahun 1950.
“Dari kunjungan itulah cikal bakal terjadinya atau mulainya anak-anak bangsa keluar negeri tepatnya ke Arab Saudi untuk bekerja, hingga saat ini itu terus berlanjut,” jelasnya.
Bekerja di luar negeri menurutnya merupakan sesuatu yang sangat memberi dampak baik dari segi finansial, karena gaji yang diterima pekerja sangat tinggi jika dibandingkan dengan bekerja di dalam negeri.
Karena itu pula lah yang menurutnya hastag atau tagar ‘Kabur aja Dulu” menjadi viral dalam beberapa waktu terakhir. Dengan jumlah penduduk yang sangat banyak, sementara peluang kerja tidak sebanding, maka pilihan bekerja diluar negeri tentu menjadi pilihan.
“Karena itulah agar tidak terjadi sesuatu yang merugikan mereka, maka sebaiknya berangkat menggunakan jalur resmi atau legal, jangan ilegal, karena jika illegal tentu banyak resiko yang harus dipertanggung jawabkan pekerja,” tegasnya.
Untuk itu, di Kementerian P2MI terdapat “5 Siap” yang harus dimiliki oleh Pekerja Migran Indonesia. Pertama yaitu siap fisik, kedua siap mental, ketiga siap dokumen, keempat siap kompetensi, dan kelima siap visi.
“Karena itu pula kita telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk menyiapkan pekerja migran berkualitas, dan juga mendukung lembaga-lembaga penyalur pekerja migran dengan terlebih dahulu mempersiapkan tenaga kerja tersebut dengan baik, terutama dari segi penguasaan Bahasa negera tujuan yang seyogyanya menjadi syarat utama yang harus dipenuhi,” tegasnya lagi.
Untuk itulah, Umri sebagai kampus yang telah mampu menghasilkan alumni berkualitas, didorong untuk bisa menjadi salah satu kampus yang bisa mendorong atau mempersiapkan mahasiswanya menjadi pekerja migran berkualitas.
“Dan Umri telah siap untuk itu, dengan tenaga pengajar atau dosen yang bergelar Doktor setiap tahunnya terus meningkat, kita berkeyakinan Umri mampu untuk mempersiapkan tenaga atau pekerja migran berkualitas, yang tentunya juga bisa ditempatkan sebagai pekerja profesional di negara tujuan,” harapnya.
Dia juga menyebut bahwa terdapat sepuluh negara favorit bagi tenaga migran Indonesia saat ini, yakni terbanyak di Malaysia, Taiwan, Hongkong, Arab Saudi, Korea, Jepang, Uni Emirat Arab, Singapura, dan lainnya.
“Sekali lagi, jika ingin bekerja diluar negeri, pergi lah melalui jalur legalisir, karena bagaimanapun Ttidak ada satupun negara bagi orang jahil, tapi setiap negara akan menerima mereka yang pintar atau memiliki kompetensi,” pungkasnya.
Sumber: mediacenter.riau.go.id