Banjarmasin: Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, melakukan kunjungan kerja ke Pasar Bauntung Banjarbaru dan Pasar Pandu Banjarmasin. Hal ini untuk meninjau langsung sistem pengelolaan sampah serta membahas strategi perbaikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih. Sabtu (16/3/2025).
Kunjungan kerja ini merupakan agenda lanjutan dari kegiatan Asta Kampus dan Sekolah yang dilaksanakan di Auditorium Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Upaya Pasar Tradisional dalam Pengelolaan Sampah Di Pasar Bauntung Banjarbaru, Menteri Hanif berdiskusi dengan para pedagang mengenai praktik pengelolaan sampah yang telah diterapkan.
Salah satu pedagang menyampaikan bahwa pihak pasar telah melakukan pengambilan sampah organik untuk dijadikan pakan ternak, serta melakukan pengumpulan sampah setiap sore untuk menjaga kebersihan lingkungan pasar. Selain itu, Pasar Bauntung sudah memiliki unit Bank Sampah yang menampung sampah karton dan plastik, sementara sampah organik dikelola melalui metode komposting dengan budidaya maggot.
Menteri Hanif juga bertemu dengan seorang pembeli yang memiliki inisiatif membawa tas belanja mandiri, sebuah langkah sederhana yang berkontribusi pada pengurangan sampah plastik sekali pakai. Kemudian Di Pasar Pandu Banjarmasin, Menteri Hanif meninjau Rumah Pemilahan Sampah, yang menjadi pusat pengelolaan limbah pasar.
Ia jua mengapresiasi inisiatif pengelola pasar karena kondisi Pasar Pandu terpantau bersih dan tertata saat kunjungan dilakukan. Meninjau pasar, Menteri Hanif menyoroti kondisi TPA Basirih sebagai tantangan utama dalam sistem pengelolaan sampah di Banjarmasin.
Berdasarkan data baru, konversi timbulan sampah di Banjarmasin dan Barito Kuala mencapai sekitar 0,85 kg per jiwa per hari, yang berarti ada konsekuensi biaya besar dalam pengelolaannya. Saat ini, TPA Basirih masih menghadapi tantangan besar dalam sistem pengelolaannya.
TPA ini dibangun pada tahun 1997 dengan dukungan dari World Bank menggunakan standar internasional, namun dalam perjalanannya, pengelolaan tidak berjalan optimal. Akibatnya, sampah seringkali ditempatkan sembarangan, menambah beban bagi pemerintah daerah dan memperburuk dampak lingkungan.
âHal ini terjadi karena kesembronoaan dari pengelolaan sebelumnya, sehingga pengelola yang sekarang yang menanggung. TPA bukan hanya tempat membuang sampah, tetapi harus menjadi bagian dari sistem pengelolaan yang lebih efektif. Kita harus memastikan bahwa pengelolaan sampah tidak hanya bergantung pada pembuangan akhir, tetapi dimulai dari pengurangan di sumbernya,â ujar Menteri Hanif.
Dalam diskusi dengan pemerintah daerah dan pengelola TPA, Menteri Hanif menekankan bahwa strategi utama dalam perbaikan pengelolaan sampah harus dimulai dari hulu. Hanif memberi arahan kepada Walikota Banjarmasin dan Bupati Barito Kuala untuk menerapkan tata kelola sampah yang lebih ketat dan berkelanjutan.
âMengandalkan pemerintah saja dalam pengelolaan sampah tidak akan cukup. Kita harus bersama-bersama. Masyarakat harus aktif kelola sampah, industri wajib terlibat sebagai bagian dari solusi, dan pemerintah harus memperketat regulasi agar semua pihak menjalankan tanggung jawabnya,â kata Menteri Hanif.
Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi pemerintah daerah, pengelola pasar, dan masyarakat untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah secara menyeluruh. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, pengelolaan sampah dapat lebih modern, berkelanjutan, dan efisien.
sumber: rri.co.id