WAMENA- Direktur Marketing Lembaga Pencatat Rekor Muri Indonesia Awan Rahargo mengatakan, pihaknya diundang untuk menyaksikan secara langsung pencatatan superlatif atau kegiatan yang melibatkan banyak orang.
“Hari ini kami menyaksikan sebuah pencatatan superlatif, superlatif merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan orang yang begitu banyak. Dimana untuk rekor muri yang dilaksanakan kemarin. Pagelaran Tarian wisisi diikuti oleh peserta pelajar terbanyak di Jayawijaya,” ungkapnya.
Dikatakan Awan dalam rancangannya pemerintah menyiapkan siswa sebanyak 1000 orang namun setelah pihaknya melakukan penghitungan ulang secaa manual terdapat siswa sebanyak 1140 pelajar SD dan SMP di Wamena.
“Rencananya sebanyak 1000 orang pelajar tetapi setalah kami melakukan penghitungan ulang terdapat 1140 anak yang mengikuti pagelaran tarian wisisi yang mencatat rekor muri.”
Dijelaskan Awan Ragargo, rekor yang diraih kemarin itu sebagai rekor muri namun karena rekornya bertemakan budaya yang menampilkan tarian budaya adat khas Papua Pegunungan yaitu tarian wisisi sehingga muri mengukuhkan rekor tersebut sebagai Rekor Dunia.
“Karena kami meyakini di negara lain bahkan negara tetangga sekalipun tidak ada tarian wisisi, tarian ini hanya ada di Papua pegunungan, dengan penari sebanyak 1140,” tambahnya.
Dengan semangat menggelorakan nasionalisme Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan berhasil bekerja sama dengan Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) untuk memecahkan rekor ini.
“Wisisi oleh pelajar telah dicatat oleh pemerintah Provinsi Papua Pegunungan bekerja sama dengan PERWOSI sebagai penerima penghargaan Rekor Dunia,” tutupnya.
SUMBER:RRI.CO.ID