Daerah

Dari Pisang Jadi Biskuit: Cerita Seru Mahasiswa Unimal Ciptakan Biskavish

Siapa sangka, pisang Cavendish bisa disulap jadi biskuit sehat yang keren? Inilah yang dilakukan oleh tiga mahasiswa Universitas Malikussaleh. Mereka melahirkan inovasi bernama Biskavish, sebuah biskuit berbahan dasar tepung pisang Cavendish yang bukan hanya enak, tapi juga penuh dengan rasa yang pernah ada.

“Awalnya kami lihat banyak pisang Cavendish grade dua yang tidak terserap pasar. Dari situ muncul ide: kenapa tidak diolah jadi sesuatu yang bermanfaat?” cerita Sri Wahyu Ningsih, ketua tim, saat berbagi kisah tentang lahirnya inovasi biskuit Biskavish.

Inovasi ini merupakan bagian dari Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2025 yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa).

Dari dapur eksperimen sederhana tim mulai berpetualang, pisang diolah menjadi tepung, lalu dikreasikan menjadi biskuit dengan rasa yang gurih manis semanis kenangan, teksturnya renyah menggoda rasa, dan kemasan kekinian dalam standing pouch. Hasilnya? Biskuit sehat yang siap jadi teman ngemil.

Namun Biskavish bukan sekadar camilan. Di balik gigitan pertama yang begitu kreyes, ada misi sosial yang mereka bawa. Produksi biskuit ini melibatkan UMKM lokal di Kabupaten Bener Meriah. Artinya, semakin banyak Biskavish yang terjual, semakin banyak pula masyarakat yang mendapatkan tambahan penghasilan.

Respons awal pun membuat semangat tim makin menyala. Lebih dari 20 konsumen yang mencoba, mayoritas memberi komentar positif. “Rasanya enak, gurih, dan beda dari biskuit biasanya,” begitu kira-kira komentar yang paling sering mereka dengar.  ungkap dara manis mahasiswi akhir Prodi Sosiologi Unimal tersebut.

Kini, Biskavish sudah punya roadmap pengembangan. Sertifikasi pangan sedang dipersiapkan, jaringan distribusi diperluas, bahkan ada rencana untuk melangkah ke pasar nasional hingga internasional. Besar? Iya. Mustahil? Sama sekali tidak, justru ini baru awal, ucap Sri tersenyum manis.

Bagi Sri dan timnya, ada Ratih Mulyana Lumbantobing serta Muhammad Tamir, Biskavish adalah bukti nyata bahwa ide sederhana bisa menjelma jadi karya besar. Lebih dari sekadar bisnis, ini adalah wujud nyata semangat wirausaha mahasiswa yang memberi dampak langsung bagi masyarakat.

“Kalau ada kemauan dan dukungan, produk lokal bisa jadi sesuatu yang mendunia,” tegas Sri penuh optimisme.(muchlis)

 

MA

Recent Posts

Warga Aceh Tengah Tempuh 4 Hari Perjalanan ke Gunung Salak, Polres Lhokseumawe Evakuasi dan Salurkan Bantuan

Lhokseumawe – Krisis bahan pokok pasca banjir dan longsor di Aceh Tengah memaksa puluhan warga…

41 menit ago

Personel Polres Lhokseumawe Gunakan Rakit Salurkan Bantuan Banjir Ke Desa Gunci

Lhokseumawe – Upaya kemanusiaan terus dilakukan Polres Lhokseumawe untuk membantu warga terdampak banjir di wilayah…

2 jam ago

Kapolres Lhokseumawe Perintahkan Patroli Pasar Besar-Besaran, Tegaskan Larangan Penimbunan dan Kenaikan Harga di Luar Kewajaran

LHOKSEUMAWE – Menyikapi situasi pascabanjir yang berdampak pada distribusi barang kebutuhan pokok dan bahan bakar,…

19 jam ago

Kapolres Lhokseumawe Salurkan Air Bersih untuk Warga Meurah Mulia Terdampak Banjir

ACEH UTARA – Polres Lhokseumawe kembali hadir membantu warga terdampak banjir dengan menyalurkan bantuan sosial…

24 jam ago

Kapolres Lhokseumawe Salurkan Bantuan Sembako untuk Santri Dayah Darul Falah Al Aziziah Terdampak Banjir di Dewantara

ACEH UTARA – Dalam upaya membantu para santri dan lembaga pendidikan agama yang terdampak banjir,…

24 jam ago

Alumni Akpol 2005 Salurkan Bantuan Sembako untuk Warga Terdampak Banjir di Samudera Aceh Utara

Aceh Utara – Alumni Akpol 2005 Tatya Dharaka menyalurkan bantuan sembako kepada warga terdampak banjir…

1 hari ago