Denpasar: Paguyuban Hindu BUMN Regional Bali menyelenggarakan serangkaian kegiatan Dharma Santi Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1947. Berbagai aksi nyata dilaksanakan untuk mewujudkan harmoni melalui konsep Tri Hita Karana, mencakup aspek spiritual, sosial, dan lingkungan di berbagai wilayah Bali.
Rangkaian kegiatan yang berlangsung sejak 18 hingga 25 Maret 2025 ini diawali dengan perbaikan infrastruktur kelistrikan di Pura Segara Rupek dan Pura Goaraja Ceningan untuk mendukung kelancaran ritual keagamaan.
Koordinator Kegiatan yang sekaligus sebagai Pembina 1 dalam kepanitiaan Dharma Santhi Peguyuban BUMN Regional Bali Putu Eka Astawa, Rabu (02/04/2025) mengatakan pada aspek sosial, bantuan disalurkan ke tujuh panti asuhan dan yayasan di seluruh Bali, termasuk Panti Asuhan Artha Kara Kumara di Jembrana, Panti Asuhan Destawan Jagaraga di Buleleng, hingga Yayasan Yasa Kerthi di Karangasem. Bantuan sembako dan kwaca juga diberikan kepada para pemangku pura sebagai bentuk perhatian terhadap pelestari tradisi.
Di bidang lingkungan, dilakukan penanaman bibit pohon upakara, penyerahan prasarana kebersihan berupa tempat sampah, serta penuangan eco-enzyme di Danau Beratan untuk meningkatkan kualitas air.
“Kami ingin momentum Nyepi tidak hanya bermakna spiritual, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi kelestarian alam,” ujar Eka Astawa.
Jro Mangku Pucak Rsi Bukit Sangkur, I Wayan Artana menyampaikan apresiasi, atas bantuan yang telah diberikan.
“Bantuan ini sangat berarti bagi kelancaran ritual dan kebersihan pura kami.”
Sementara Bendesa Adat Kembang Merta, I Nyoman Widastra menambahkan, penuangan eco-enzyme di danau akan membantu memperbaiki ekosistem perairan secara alami.
Kegiatan yang melibatkan kolaborasi berbagai BUMN seperti Pelindo, Jasamarga Bali Tol, dan PLN ini menjadi bukti nyata komitmen BUMN dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian nilai-nilai budaya.
sumber: rri.co.id