Daerah

Aceh Utara Masuk Kategori Bebas Malaria?

LHOKSUKON — Malaria tergolong penyakit yang perlu diwaspadai lantaran penyakit tersebut bisa menular lewat gigitan nyamuk. Namun perlu diketahui, penyakit tersebut saat ini aman di Aceh Utara. Dinas kesehatan kabupaten setempat mengklaim kabupaten itu bebas Malaria sejak tahun 2014.

“Saat ini Kabupaten Aceh Utara sudah masuk kategori kabupaten bebas Malaria atau sudah eliminasi Malaria pada tahun 2014. Walaupun kasus Malaria masih ada di kabupaten Aceh Utara, namun itu malaria Import yang dibawa dari kabupaten lain seperti Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Bireuen serta dari Papua yang pulang tugas dari Papua,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Aceh Utara, dr. Ferianto, Jum’at 17 Mei 2024.

Sebagaimana diketahui, kata dr. Ferianto, Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Penderita Malaria akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil beberapa hari setelah terinfeksi parasit yang dibawa oleh nyamuk.

“Walaupun mudah menular melalui gigitan nyamuk, Malaria bisa sembuh secara total bila diatasi dengan tepat. Sebaliknya, jika tidak ditangani, penyakit ini bisa berakibat fatal dari menyebabkan anemia berat, gagal ginjal, hingga kematian,” ujarnya lagi.

dr. Ferianto menambahkan, di Indonesia, jumlah penderita Malaria cenderung menurun dari tahun ke tahun. Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk pembawa parasit Plasmodium. Gigitan nyamuk tersebut akan menyebabkan parasit masuk ke dalam tubuh manusia, kemudian menetap di organ hati sebelum menyerang sel darah merah.

“Gejala malaria timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Gejala muncul dalam tiga tahap selama 6–12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala, lalu keluar banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal,” ucapnya.

dr. Ferianto kemudian mengatakan, Pengobatan dan Pencegahan Malaria harus segera ditangani untuk mencegah risiko terjadinya komplikasi yang berbahaya. Penanganan malaria dapat dilakukan dengan pemberian obat antimalaria yang jenisnya disesuaikan dengan parasit penyebab malaria, tingkat keparahan, atau wilayah yang pernah ditinggali penderita.

“Meski belum ada vaksinasi untuk mencegah Malaria, dokter dapat meresepkan obat Anti Malaria sebagai pencegahan jika ada yang berencana bepergian atau tinggal di area yang banyak kasus malarianya. Pencegahan Malaria juga bisa dilakukan dengan memasang kelambu di tempat tidur, mengenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, serta menggunakan krim atau semprotan antinyamuk,” demikian disampaikan dr. Ferianto.(ADV)

Redaksi Siber

Nama lengkap Saya Jamaluddin, S.Kom Kalau Jamal lain yang tidak punya S.Kom berarti itu bukan Saya.

Recent Posts

DPRK Lhokseumawe Gelar Rapat Penjadwalan Paripurna, Bahas Pelantikan Wali Kota Terpilih

Lhokseumawe – Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Lhokseumawe menggelar rapat panitia musyawarah pada Rabu (5/2/2025)…

1 jam ago

KPK dan Kemendagri Perkuat Pengawasan Perizinan Daerah untuk Cegah Korupsi

Jakarta, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kejaksaan Agung (Kejagung), Kepolisian Republik…

6 jam ago

Kapolres Aceh Tamiang Tinjau Lokasi Akan Dibangun Kantor Satpol Airud di SK III Seruway

  ACEH TAMIANG - Kapolres Aceh Tamiang, AKBP Muliadi, S.H, M.H tinjau langsung lokasi pembangunan…

6 jam ago

Mantan Suami Melakukan Pencurian Dengan Kekerasan, Telah Di Amankan Oleh Kepolisian

  Singkil – Polsek Singkil, Polres Aceh Singkil berhasil mengamankan seorang pelaku tindak pidana pencurian…

6 jam ago

Agar Harga Stabil, Pemkab Lumajang Dorong Pengecer Gas Elpiji 3 Kg Beralih Jadi Pangkalan Resmi

Lumajang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang terus berupaya memastikan penyaluran gas elpiji 3 kilogram (kg) atau gas…

6 jam ago

BPOM dan PCIMH India Perkuat Kerja Sama Bilateral dan Pengawasan Obat Tradisional

Jakarta, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Pharmacopoeia Commission for Indian Medicine & Homoeopathy (PCIM&H)…

6 jam ago