YOGYAKARTA – Polisi ungkap kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Pasar Kembang (Sarkem), Kota Yogyakarta, dalam kasus ini 53 wanita menjadi korban. Selain itu, polisi juga menangkap dua tersangka berinisial AW (43) dan SU (49).
Polisi menyatakan bahwa para pelaku diduga memaksa korban untuk menjadi pemandu lagu dan menyebarkannya di beberapa tempat karaoke di wilayah Sarkem. Bahkan, dua di antara korban tersebut diketahui masih di bawah umur,
“Pada saat kita lakukan penggeledahan benar kita amankan kurang lebih 53 orang perempuan, dengan dua di antaranya adalah perempuan di bawah umur,” kata Kanit Reskrim Polresta Jogja AKP Archye Nevada saat jumpa pers di Mapolresta Jogja, Kamis (27/7/2023).
Polisi awalnya mendapatkan informasi terkait adanya dua perempuan di bawah umur yang dijadikan sebagai pemandu lagu di Sarkem. Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) bersama Satreskrim kemudian menggeledah salon yang diduga sebagai tempat penampungan 53 wanita tersebut.
Dari hasil pemeriksaan diketahui penampungan berkedok salon ini sudah beroperasi sejak 2014. Archye melanjutkan, selama berada di penampungan, ke-53 wanita ini tidak diperkenankan beraktivitas selain bekerja dan diantar-jemput ke tempat kerja.
“Kami dapat informasi ini dari salah satu dari mereka yang kabur sampai menjebol asbes milik tetangga. Bisa dibilang penyekapan,” imbuh Archye.
Adapun peran dari pelaku yakni AW sebagai pemilik salon yang sudah beroperasi sejak 2014 lalu, dari usahanya ini AW mendapatkan keuntungan 25 persen dari pendapatan wanita di penampungan. Sedangkan SU bertugas sebagai admin salon sekaligus mengurus keuangan salon, serta mencari korban.
“Gaji diberikan di akhir bulan dengan potongan yang sudah disepakati,” kata dia.
Atas perbuatan SU dan AW dijerat pasal berlapis pertama adalah terkait dengan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) pasal 2 ayat 1, pasal 2 ayat 2.
Kedua terkait dengan perlindungan anak dengan pasal 88 UU 35 tahun 2014, Pasal 761 UU 35 Tahun 2014. Ketiga KUHP 296 terkait perbuatan cabul, dan 506 terkait dengan mucikari.
“Maksimal hukuman 15 tahun penjara,” tutup Archye.[]