Siber Nusantara
  • News
  • Daerah
  • Pemerintah
  • Peristiwa
  • Featured
No Result
View All Result
Indeks
Siber Nusantara
  • News
  • Daerah
  • Pemerintah
  • Peristiwa
  • Featured
No Result
View All Result
Siber Nusantara
No Result
View All Result
  • News
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Pemerintah
  • Featured

Bhumi: Membuka Peta Pertanahan untuk Publik, Masyarakat Kini Bisa Ikut Awasi Tanah Negeri

MA by MA
23 Agustus 2025
in News
A A

Jakarta – Di era digital, akses terhadap data publik kian menjadi kebutuhan. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) kini melangkah lebih jauh dengan meluncurkan aplikasi geoportal Bhumi, sebuah inovasi yang membuka peta dasar pertanahan untuk masyarakat luas.

 

Baca juga

Warga Aceh Tengah Tempuh 4 Hari Perjalanan ke Gunung Salak, Polres Lhokseumawe Evakuasi dan Salurkan Bantuan

5 Desember 2025

Personel Polres Lhokseumawe Gunakan Rakit Salurkan Bantuan Banjir Ke Desa Gunci

5 Desember 2025

Transparansi urusan pertanahan kini bukan lagi hanya jargon. Lewat Bhumi, publik dapat langsung menelusuri bidang tanah di seluruh Indonesia, lengkap dengan status hak dan informasi spasial yang sebelumnya sulit dijangkau.

 

Kepala Biro Humas dan Protokol ATR/BPN, Harison Mocodompis, menegaskan bahwa Bhumi menjadi jembatan penting antara pemerintah dan rakyat. “Masyarakat bisa ikut menjadi mata bagi kerja-kerja pemerintah. Itu sebabnya kami membuka akses lewat portal https://bhumi.atrbpn.go.id/,” ujarnya.

 

Kehadiran aplikasi ini sejalan dengan semangat keterbukaan informasi publik, sekaligus menguatkan kepercayaan masyarakat terhadap tata kelola pertanahan nasional.

 

Selama ini, data pertanahan kerap dianggap rumit, hanya bisa diakses kalangan tertentu, atau memerlukan prosedur panjang. Bhumi mengubah paradigma tersebut dengan menghadirkan peta interaktif yang dapat diakses siapa pun dengan jaringan internet.

 

Pada aplikasi ini, masyarakat dapat menemukan berbagai informasi, mulai dari Peta Interaktif, Pencarian Lokasi, hingga Informasi Zona Nilai Tanah (ZNT) yang selama ini menjadi referensi penting dalam transaksi jual beli tanah.

 

Tidak hanya itu, Bhumi juga memungkinkan pengguna melihat data bidang tanah yang sudah dipetakan maupun yang belum. Informasi ini penting untuk mencegah konflik agraria, tumpang tindih sertifikat, atau sengketa kepemilikan.

 

Harison menambahkan, transparansi ini merupakan bagian dari edukasi publik. “Kita ingin masyarakat ikut aktif mengawasi tata kelola pertanahan. Kalau ada data yang tidak sesuai, masyarakat bisa mengonfirmasi atau melaporkan,” jelasnya.

 

Dalam praktiknya, keterlibatan publik akan membantu pemerintah lebih cepat mendeteksi potensi masalah di lapangan, sekaligus memperkecil peluang praktik mafia tanah.

 

Sebagai platform berbasis open source, Bhumi hadir dengan sejumlah keunggulan teknis. Sistem ini tidak hanya informatif, tetapi juga memungkinkan analisis spasial secara langsung di layar (on screen analysis).

 

Fitur lain yang menjadi sorotan adalah kemampuan menampilkan visualisasi data 3D berbasis format BIM (Building Information Modeling). Dengan ini, tata ruang wilayah dapat dilihat lebih realistis.

 

Keunggulan visualisasi ini memberi nilai tambah, terutama bagi perencana pembangunan, akademisi, hingga warga yang ingin memahami kondisi lingkungannya secara detail.

 

Transparansi digital ini bukan hanya soal teknologi, melainkan soal membangun partisipasi. Dengan Bhumi, publik tidak lagi hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga menjadi mitra aktif dalam pengawasan pertanahan.

 

Harison menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Tidak hanya Kementerian ATR/BPN yang bisa memikirkan, tapi harus ada sinergi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait,” katanya.

 

Kolaborasi tersebut menjadi kunci keberhasilan, sebab tata kelola pertanahan melibatkan banyak pihak, mulai dari pusat hingga desa.

 

Dengan akses peta yang terbuka, pemerintah daerah dapat memanfaatkan data untuk perencanaan pembangunan, sementara masyarakat bisa menggunakannya sebagai rujukan legalitas tanah.

 

Fitur Bhumi juga memberi manfaat bagi pelaku usaha, notaris, akademisi, maupun peneliti. Semua pihak kini memiliki dasar yang sama dalam melihat peta pertanahan Indonesia.

 

Di balik semua itu, aplikasi Bhumi merupakan wujud nyata dari Asta Cita pemerintah, khususnya cita kedua: “Mewujudkan masyarakat yang berkeadilan, inklusif, dan harmonis”, serta cita keenam: “Membangun sistem pemerintahan yang terpercaya, efektif, dan transparan”.

 

Dengan menyediakan akses terbuka, ATR/BPN tidak hanya menegaskan komitmen transparansi, tetapi juga mendukung visi Indonesia Emas 2045 yang menekankan pengelolaan data publik berbasis teknologi.

 

Testimoni Masyarakat

 

Masyarakat pun menyambut baik kehadiran Bhumi. Banyak warga menilai aplikasi ini mempermudah mereka mengecek status lahan tanpa harus mengurus dokumen fisik berlapis-lapis.

 

Seorang warga Jakarta, misalnya, mengatakan bahwa Bhumi memotong birokrasi panjang. “Biasanya kalau mau cek tanah harus datang ke kantor, sekarang bisa lihat langsung di HP,” ujarnya.

 

Pengalaman serupa juga dirasakan mahasiswa geografi yang memanfaatkan Bhumi untuk keperluan penelitian. Dengan data spasial yang terbuka, penelitian menjadi lebih akurat dan efisien.

 

Fitur pencarian lokasi berbasis koordinat GPS juga memberi kemudahan bagi masyarakat desa. Mereka bisa langsung menelusuri lahan pertanian atau tanah adat yang mereka miliki.

 

Bagi pemerintah, keterlibatan publik dalam memanfaatkan Bhumi sekaligus menjadi bentuk pengawasan sosial. Partisipasi ini memperkuat integritas data yang dimiliki ATR/BPN.

 

Ke depan, ATR/BPN berkomitmen untuk terus memperbarui data agar lebih lengkap dan akurat. Perbaikan data akan dilakukan secara bertahap dengan melibatkan daerah dan pemangku kepentingan lainnya.

 

Harison menyebut, dengan semakin banyaknya pengguna Bhumi, kesadaran publik akan pentingnya legalitas tanah juga meningkat. Hal ini diharapkan mampu mengurangi sengketa tanah yang selama ini sering menjadi masalah sosial.

 

Menurutnya, konflik pertanahan bisa diminimalkan jika semua pihak memiliki informasi yang sama. “Kuncinya keterbukaan. Kalau data terbuka, semua bisa lihat, dan semua bisa kontrol,” jelasnya.

 

Kehadiran Bhumi juga mendukung kebijakan Satu Peta Nasional, yang bertujuan menyeragamkan seluruh data spasial agar tidak tumpang tindih antar instansi.

 

Dengan begitu, Bhumi bukan hanya aplikasi, tetapi juga bagian dari strategi besar tata kelola ruang dan lahan di Indonesia.

 

 

Sumber : https://infopublik.id/

Share234Tweet146Send

Konten terkait

Polres Lhokseumawe Jemput Bantuan Sosial Pemerintah Pusat di Pelabuhan Krueng Geukuh untuk Korban Banjir

4 Desember 2025

LHOKSEUMAWE – Dalam upaya mempercepat penyaluran bantuan kepada masyarakat terdampak banjir, jajaran Polres Lhokseumawe melalui Sat Samapta melakukan kegiatan penjemputan...

Kapolres Lhokseumawe Tegaskan Percepatan Akses Bantuan dan Penanganan Korban Banjir di Aceh Utara

3 Desember 2025

Lhokseumawe – Kapolres Lhokseumawe AKBP Dr. Ahzan, S.H., S.I.K., M.S.M., M.H tegaskan percepatan Akses bantuan dan penanganan korban banjir di...

Polres Lhokseumawe Salurkan Bantuan untuk Warga Cot Euntung Korban Banjir, Kapolsek Nisam Dampingi Penyerahan

2 Desember 2025

ACEH UTARA - Polres Lhokseumawe kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga terdampak banjir di wilayah Kabupaten Aceh Utara. Pada Selasa...

Bripka Maulizar Hanyut di Arus Deras Banjir Sawang Saat Evakuasi Warga, Kapolres Datang Beri Apresiasi dan Motivasi

2 Desember 2025

LHOKSEUMAWE – Air bah banjir yang melanda Kecamatan Sawang, Aceh Utara, tidak hanya menyeret rumah-rumah warga, tetapi juga menguji nyali...

Terbaru

Warga Aceh Tengah Tempuh 4 Hari Perjalanan ke Gunung Salak, Polres Lhokseumawe Evakuasi dan Salurkan Bantuan

5 Desember 2025

Personel Polres Lhokseumawe Gunakan Rakit Salurkan Bantuan Banjir Ke Desa Gunci

5 Desember 2025

Trending

  • Bripka Maulizar Hanyut di Arus Deras Banjir Sawang Saat Evakuasi Warga, Kapolres Datang Beri Apresiasi dan Motivasi

    592 shares
    Share 237 Tweet 148
  • Polres Lhokseumawe Evakuasi Mayat Tanpa Identitas di Ulee Pulo, Jenazah Dibawa ke RS Cut Meutia

    597 shares
    Share 239 Tweet 149
  • Polres Lhokseumawe Evakuasi 53 Warga yang Berjalan Kaki 5 Jam dari Takengon Akibat Longsor dan Banjir

    590 shares
    Share 236 Tweet 148
  • Instruksikan Pengawasan Penuh, Kapolres Lhokseumawe : Bantuan Banjir Harus Sampai ke Warga, Posko atau Dapur Umum

    590 shares
    Share 236 Tweet 148
  • Kapolres Lhokseumawe Tempuh Jalan Longsor Sejauh 1 Km untuk Serahkan Bantuan Sembako kepada Warga Terdampak Banjir di Nisam

    590 shares
    Share 236 Tweet 148
Siber Nusantara

Media Siber Nusantara mengabarkan informasi ke genggaman Anda.

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privasi

© 2024 Siber Nusantara - Proudly powered by Altekno Digital Multimedia.

No Result
View All Result
  • News
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Pemerintah
  • Featured

© 2024 Siber Nusantara - Proudly powered by Altekno Digital Multimedia.