LHOKSEUMAWE – Kepala Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia, membeberkan sejumlah tips untuk mencegah terpaparnya penyakit demam berdarah dengue (DBD) di rumah atau di lingkungan sekitar.
Seperti diketahui, menyebabkan pasien kehilangan cairan tubuh dan pendarahan tidak berhenti karena terjadi penularan trombosit di dalam badan.
“Di musim penghujan seperti ini istirahat yang cukup, berjemur pagi hari, banyak minum air putih untuk menjaga kualitas cairan tubuh, makan makanan bergizi,” kata Harry, Selasa, 12 November 2024.
Selanjutnya, kata Harry, ia menyarankan untuk berolahraga rutin. Karena jika daya tahan tubuh manusia rendah bakal mudah terserang penyakit, khususnya yang berhubungan dengan virus salah satunya DBD.
dr Harry juga menganjurkan bagaimana menggiatkan kembali jumat bersih, gotong royong dan sebagainya. Untuk mencegah perindukan dan penularan nyamuk penyebab DBD.
“Penyebab meningkatnya DBD karena musim penghujan banyak genangan air, sehingga menjadi tempat perindukan nyamuk aedes aegypti,” tuturnya.
Harry mengatakan tahun ini hingga September 2024 RSUD Cut Meutia merawat 28 pasien, sedangkan sepanjang 2023 hanya 31 pasien saja.
“Pasien dirawat diberikan infus, antibiotik, terapi penunjang penyakit dan diantisipasi dengan minum air putih yang banyak,” tuturnya.
Pasien DBD, biasanya gejala awal demam tinggi, sakit persendian, sakit kepala yang luar bisa, hilangnya nafsu makan.
“Kita juga berikan edukasi supaya pasien mau makan dan minum. Sehingga membangkitkan semangat untuk cepat sembuh,” kata Harry.
Harry mengakui sejak tiga bulan terakhir pasien yang berkunjung ke rumah sakit plat merah itu membludak. Kebanyakan mengeluhkan demam, batuk, pilek, sakit kepala dan lainnya.
“Namun setelah kita periksa, sebagian dari mereka terkonfirmasi DBD,” ujar harry.
Belajar dari tahun sebelumnya, sebut Harry, setiap masuk musim penghujan pihaknya mulai mengantisipasi lonjakan pasien DBD.
Dikatakan Harry, pasien penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti itu didominasi oleh orang dewasa. Khususnya yang dirawat kebanyak laki-laki.
“Pasien datang dari Lhokseumawe dan Aceh Utara. Sebagian ada juga rujukan dari luar,” tuturnya. (Adv)