Lhokseumawe- Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendukung pengendalian inflasi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Lhokseumawe menyelenggarakan Perlombaan Menu Kreasi Pangan Lokal yang megnangkat tema “Sehat dan Bahagia dengan Diversifikasi Pangan dan Konsumsi Produk Olahan” yang berlangsung pada 17 Agustus 2024.
Acara yang bertujuan untuk mendorong diversifikasi pangan dengan mengangkat potensi bahan pangan lokal yang melimpah sebagai alternatif pengganti bahan makanan pokok penyumbang inflasi.
Perlombaan dimaksud, diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih kreatif dalam mengolah bahan pangan lokal yang selama ini mungkin kurang mendapat perhatian. Dengan demikian, konsumsi masyarakat tidak hanya terfokus pada beberapa jenis bahan pangan utama seperti beras, cabai merah, bawang merah, daging ayam, ikan tongkol, dll tetapi juga mulai menjadikan bahan pangan lain seperti singkong, jagung, dan aneka umbi-umbian serta produk olahan seperti bubuk dan pasta cabai sebagai bagian dari menu sehari-hari.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, Prabu Dewanto, mengatakan, Diversifikasi pangan dan konsumsi produk olahan dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi dan ketahanan pangan.
“Dengan memperluas pilihan sumber pangan, kita dapat mengurangi ketergantungan pada beberapa komoditas tertentu yang rentan terhadap fluktuasi harga, sehingga berkontribusi pada pengendalian inflasi,”ungkap Prabu.
Sementara itu, Plt. Kepala Unit Data Statistik dan Kehumasan, Abu Sufyan, menambahkan, kegiatan tersebut mendukung target Bank Indonesia untuk menjaga angka inflasi pangan dalam target sasaran nasional.
“Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi bagian dari solusi kreatif dalam edukasi pengendalian inflasi, khususnya kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, melalui pengenalan bahan makanan substitusi namun tetap menghasilkan cita rasa yang baik” terangnya.
Lebih lanjut ungkapnya lagi, perlombaan yang terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat, mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswa, chef profesional, hingga pelaku industri kuliner.
Peserta dinilai berdasarkan inovasi dalam penggunaan bahan pangan lokal, cita rasa, efisiensi penggunaan bahan, serta potensi komersialisasi maupun penerapan menu tersebut dalam skala yang lebih luas.
Pemenang lomba mendapatkan penghargaan dan biaya pembinaan untuk dapat memperluas produksi kreasi menu makanan dan promosi sehingga dapat membuka potensi kerja sama dengan berbagai pihak seperti restoran, hotel, dan industri makanan lainnya.