Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata amanah.Lantas, apakah itu amanah? Amanah adalah perilaku atau perbuatan yang dapat di percaya atau sering di sebut sebut orang yang bertanggung jawab dalam menjaga sesuatu ,yaitu sesuatu yang di berika baik itu dalam bentuk barang, ataupun dalam bentuk perkataan,pesan, perjanjian dan orang tidak melanggar suatu larangan. Begitu juga dengan sebaliknya orang yang menjalankan amanah juga harus dapat di percaya, yaitu orang yang waras dan bukan anak kecil yang belum baligh.
Adapun orang menjalankan amanah itu seperti seorang pemimpin. Adakalanya seorang pemimpin dilantik dengan ikrar janji yang sering kita dengar dengan sumpah jabatan, dimana seorang pemimpin diberikan amanah dan harus berjanji untuk mengamalkannya. Adapun seperti yang kita ketahui banyak pemimpin-pemimpin yang mengingkari sumpah jabatan atau amanah yang telah diberikan, seperti yang sering kita lihat di sosial media. Korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh seorang pemimpin, seperti yang kita saksikan sekarang banyak pemimpin-pemimpin menyalahgunakan wewenangnya dalam pengelolahan harta terhadap masyarakat kecil. Seharusnya pemimpin yang baik itu adalah pemimpin yang harus menjaga amanah yang dipercayakan kepadanya.Tentunya ada banyak kejadian-kejadian dimana seorang pemimpin berjanji untuk menjalankan amanahnya dalam memimpin, akan tetapi mereka malah mengingkari janjinya. Adapun ayat yang menyebutkan tentang amanah seorang pemimpin adalah dalam Al-Qur’an surah Al-Anfal ayat 27 dan surah Ma’arij/70: 32-35.
Bagaimanapun juga, sifat amanah berlaku bagi tiap-tiapmuslim,bukan hanya kepada seorang pemimpin.Seperti seorang paman terhadap keponakannya yang menjadi yatim piatu, seharusnyakewajiban seorang paman adalah menjaga dan merawat dengan baik keponakannya,alangkah yang terjadi malah sebaliknya.Seorang paman malah memanfaatkan situasi tersebut.Mereka rela menelantarkan keponakannya dan mengambil hak-hak anak tersebutsehingga keponakannya yang yatim piyatu itupun telantar , padahal semua orang atau memakan harta anak yatim itu adalah perbuatan yang tercela, sungguh perbuatan buruk yang sangat dibenci Allah. Sebagaimana hal ini telah dijelaskan dalam Qur’an surah An-Nisa ayat 2 dan Ali Imran ayat 72.
Sebagaimana yang telah disampaikan dalam ayat-ayat di atas.Allah telah menjelaskan betapa pentingnya memberi amanah dan menerimanya pula. Betapa celakanya mereka yang mengabaikan peringatan dan tidak menjalankan amanah yang telah mereka terima padahal mereka tahu akibat dari melanggar amanah , tapi mereka malah mengabaikannya. Bahkan Allah di sini menyinggung pemimpin dan para pengasuh anak yatim piyatu terkait amanah yang telah diberikan kepada mereka.
Dari kedua kisah cerita di atas kita mengetahui bahwa mengamalkankan amanah itu sangat penting dan tidak semua orang sanggup dalam mengemban amanah, tetapi kita selaku umat muslim dan khalifah dimuka bumi ini maka adakalanya kita harus benar-benar menjalankan amanah iklas karena Allah. Janganlah engkau berharap untuk hal yang lain , amanah engkau terima ini sama hal nya dosa kecil yang selalu kita abaikan dan menganggap sepele dan tanpa kita sadari dosa kecil yang kita biarkan terus menerus menjadi tumpukan dosa besar yang sulit untuk disucikan. Walaupun begitu,mari kita mulai mengalkan amanah sedari sekarang dan jangan pernah mengabaikan amanah engkau terima, baik itu dalam berbentuk barang maupun perkataan dan jangan sesekali engkau melanggar atau mengabaikan amanah yang telah diberikan. Karena jikalau engkau sekali saja melanggar amanah maka kita akan berkelanjutan untuk melanggar terus menerus amanah yang telah di berikan. Amanah tidak akan berat jikalau kita ikhlas menjalankannya dan akan terasa berat jikalau kita berniat untuk melanggarnya.
Kendati demikian, banyak yang bisa kita lihat pada masa sahabat seperti halnya pada masa kekhalifahan umar.Kita bisa menyaksikan betapa bertanggungjawabnya Khalifah Umar sebagai seorangpemimpin dalam mengemban amanah, bahkan Umar sangat takut andaikatabeliau lalai sedikit saja dalam mengemban amanah yang telah beliau terima.BahkanUmar pernah berkata kepada Aslam disaat Aslam mau membawakan sekarang makanan untuk ibu-ibu yang kelaparan yang sedang menidurkan anaknya dalam tangisan kelaparan , “Tidak Aslam,”ujar khalifah Umar “ Janganlah engkau jerumuskan diriku kedalam api neraka,jikalau engkau ingin menggantikan diriku untuk memikul beban ini. Akan tetapi, engkau pastinya tidak akan bisa memikul beban di pundakku pada hari pembalasan.” Begitulah apa yang telah disampaikan oleh khalifah Umar,beliau benar benar mengamalkan amanah dirinya terima sehingga ia dengan lantang berani berkata seperti itu.
Oleh karena itulah sebab mengapa diri kita harus senantiasa mengamalkan amanah maupun bersifat amanah dan menunaikan amanah, kita tidak pernah tahu ketika kita melanggar amanah ada pihak yang memang tanpa kita sadari, kita sudah menyebabkan dirinya dalam kemalangan dan menderita seperti kisah khalifah Umar yang telah digaungkan. Seandainya ketika seseorang tidak menjalankan amanah yang diberikan mungkin dirinya bisa saja terlepas dari seorang yang ia khianati, tetapi dirinya belum mampu dan harus bersiap-siap menerima konsekuensi berupa kemurkaan Allah di hari pembalasan nanti.Orang-orang mungkin tidak melihat apa yang telah engkau perbuat tetapi ketahuilah Allah maha menglihat segala yang telah engkau perbuat. (*)
(Isi menjadi tangungjawab penulis)