News

Transmigrasi Lokal Jadi Prioritas, Pemerintah Dorong Pusat Ekonomi Baru di Daerah

Jakarta – Pemerintah terus memperkuat komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kawasan, terutama melalui program transmigrasi. Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah pengembangan kawasan transmigrasi lokal sebagai bagian dari strategi membentuk pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di berbagai wilayah Indonesia.

“Dari total program transmigrasi tahun ini, 94 persen diarahkan untuk transmigrasi lokal. Hanya enam persen yang berasal dari lintas provinsi melalui program Transmigrasi Karya Nusantara,” jelas Menteri Iftitah dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu, 6 September 2025.

Ia menyebutkan, masih ada kekhawatiran di beberapa daerah terkait perpindahan penduduk dari Pulau Jawa ke luar Jawa. Padahal, seluruh program transmigrasi hanya dilaksanakan atas permintaan langsung dari pemerintah daerah setempat.

Sebagai contoh, Iftitah mengungkapkan kunjungannya ke Papua Selatan pada akhir 2024, di mana pemerintah daerah setempat mengajukan permohonan untuk program transmigrasi lokal sebanyak 200 kepala keluarga (KK). Namun, karena keterbatasan anggaran, hanya 100 KK yang dapat difasilitasi — seluruhnya merupakan warga asli Papua.

Model transmigrasi yang mengutamakan penduduk lokal ini juga diterapkan di berbagai daerah lain. Di antaranya:

  • Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (76% lokal, 24% pendatang),

  • Torire, Poso, Sulawesi Tengah (70% lokal, 30% pendatang),

  • Polewali Mandar, Sulawesi Barat (65% lokal, 35% pendatang),

  • Halmahera Tengah, Maluku (80% lokal, 20% pendatang).

Antusiasme masyarakat terhadap program ini pun sangat tinggi. Tahun ini, jumlah pendaftar transmigrasi mencapai 8.000 KK, padahal kuota yang tersedia hanya 95 KK.

Namun, Menteri Iftitah menegaskan, seleksi ketat tetap diterapkan, terutama bagi peserta dari luar daerah. “Kami mengutamakan mereka yang memiliki keahlian khusus agar bisa menjadi motor penggerak pelatihan dan pengembangan kapasitas masyarakat setempat,” ujarnya.

Dengan pola transmigrasi lokal yang lebih dominan dan berbasis permintaan daerah, pemerintah berharap mampu menciptakan kemandirian ekonomi di kawasan-kawasan baru tanpa mengganggu harmoni sosial dan budaya lokal.

Sumber : rri.co.id

MA

Recent Posts

Warga Aceh Tengah Tempuh 4 Hari Perjalanan ke Gunung Salak, Polres Lhokseumawe Evakuasi dan Salurkan Bantuan

Lhokseumawe – Krisis bahan pokok pasca banjir dan longsor di Aceh Tengah memaksa puluhan warga…

2 jam ago

Personel Polres Lhokseumawe Gunakan Rakit Salurkan Bantuan Banjir Ke Desa Gunci

Lhokseumawe – Upaya kemanusiaan terus dilakukan Polres Lhokseumawe untuk membantu warga terdampak banjir di wilayah…

3 jam ago

Kapolres Lhokseumawe Perintahkan Patroli Pasar Besar-Besaran, Tegaskan Larangan Penimbunan dan Kenaikan Harga di Luar Kewajaran

LHOKSEUMAWE – Menyikapi situasi pascabanjir yang berdampak pada distribusi barang kebutuhan pokok dan bahan bakar,…

20 jam ago

Kapolres Lhokseumawe Salurkan Air Bersih untuk Warga Meurah Mulia Terdampak Banjir

ACEH UTARA – Polres Lhokseumawe kembali hadir membantu warga terdampak banjir dengan menyalurkan bantuan sosial…

1 hari ago

Kapolres Lhokseumawe Salurkan Bantuan Sembako untuk Santri Dayah Darul Falah Al Aziziah Terdampak Banjir di Dewantara

ACEH UTARA – Dalam upaya membantu para santri dan lembaga pendidikan agama yang terdampak banjir,…

1 hari ago

Alumni Akpol 2005 Salurkan Bantuan Sembako untuk Warga Terdampak Banjir di Samudera Aceh Utara

Aceh Utara – Alumni Akpol 2005 Tatya Dharaka menyalurkan bantuan sembako kepada warga terdampak banjir…

1 hari ago