News

Rupiah Lemah, Tembus 15.100/US$ Imbas Ekonomi Amerika

SIBERNUSANTARA, INTERNASIONAL — Nilai tukar rupiah dibuka melemah 67 poin ke level 15.123 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Hal ini dipicu oleh penguatan dolar AS terhadap mayoritas kurs regional seiring dua data terbaru ekonomi AS yang menunjukkan perbaikan.

Mengutip Bloomberg, rupiah terus melemah ke arah 15.127 per dolar AS pada pukul 09.20 WIB, atau sudah terkoreksi 0,47% dari penutupan kemarin sore.

Rupiah melemah paling dalam di Asia, setelah won Korea Selatan yang anjlok 0,58%. Mata uang lainnya yang juga melemah, antara lain rupee India 0,35%, ringgit Malaysia 0,24% dan dolar Taiwan 0,22%.

Rupiah melemah hari ini setelah data tenaga kerja dan kinerja bisnis swasta di AS yang dirilis semalam menunjukkan perbaikan. Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah ke arah 15.080-15.100, dengan potensi support di sekitar 15.030 per dolar AS.

Jumlah tenaga kerja sektor swasta AS meningkat 497 ribu pada bulan lalu. Penambahannya jauh di atas perkiraan pasar 220 ribu dan hampir dua kali dari bulan Mei sebesar 297 ribu. Penambahan tersebut terutama terjadi di sektor leisure dan hospitality.

Data PMI sektor jasa AS yang rilis semalam juga meningkat di atas ekspektasi pasar. Ini menunjukkan sektor usaha nonmanufaktur yang menyumbang dua pertiga perekonomian AS masih kuat. PMI sektor jasa bulan Juni tercatat 53,9 atau meningkat dari bulan sebelumnya 50,3 poin dan di atas proyeksi ekonom dari Reuters sebesar 51.

“Data ekonomi AS yang membaik ini mendukung ekspektasi kebijakan suku bunga tinggi Bank Sentral AS, The Fed sehingga mendukung penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya,” kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Jumat (7/7).

Sementara dari dalam negeri, data cadangan devisa bulan Juni kemungkinan memengaruhi pergerakan rupiah. Ariston menyebut, pelemahan rupiah mungkin tidak akan terlalu dalam jika cadangan devisa Juni menunjukkan kenaikan.

Senada, analis pasar uang Lukman Leong juga melihat rilis dua data ekonomi AS semalam menjadi biang kerok pelemahan rupiah. Ini karena data yang bagus tersebut memicu ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed lebih tinggi lagi. Sentimen ini telah mendorong penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil atau yield US Treasury tenor dua tahun ke rekor tertingginya.

Lukman memperkirakan rupiah bergerak di rentang 15.000-15.150 per dolar AS.

Redaksi

Recent Posts

Kemitraan Sawit Indonesia-Malaysia: Kunci Produksi Dunia

Jakarta,–Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, untuk membahas pengelolaan…

18 jam ago

Menhub Pengelola Layanan Transportasi Antisipasi Cuaca Ekstrem

Jakarta, Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi menginstruksikan agar seluruh layanan transportasi dapat meningkatkan antisipasi terhadap…

18 jam ago

100 Hari Kerja Menteri ATR/BPN Nusron Wahid: 14 HPL dan Tanah Ulayat Tuntas

Jakarta, - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid menyampaikan capaian kerja…

18 jam ago

Polisi dan Warga Temukan Mayat Wanita di Kebun Kopi

Redelong – Mayat seorang wanita yang dikubur dalam tanah ditemukan oleh petugas kepolisian dan warga…

18 jam ago

KAI Commuter Terus Berupaya Beri Pelayanan Terbaik di Tengah Cuaca yang belum Stabil

Jakarta, - KAI Commuter terus berupaya memberikan pelayanan terbaik dan tak segan mengambil berbagai inisiatif…

18 jam ago

Sat Resnarkoba Polres Aceh Tenggara Bekuk Pengedar Narkoba yang Meresahkan Masyarakat Lawe Sigala

  KUTA CANE - Resnarkoba Polres Aceh Tenggara berhasil menangkap dua orang tersangka yang terlibat…

18 jam ago