TEL AVIV – Hamas menggempur menara komunikasi Israel di dekat perbatasan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10) lalu. Berdasarkan analisis New York Times, Hamas menyerang setidaknya empat menara komunikasi di dekat Gaza, operasi paling canggih yang pernah dilakukan hingga mengganggu infrastruktur di kawasan tersebut.
Serangan itu diperkirakan terjadi pada Sabtu (7/10) pagi, bersamaan dengan serangan Hamas terhadap menara observasi.
Rekaman yang diunggah pada Sabtu oleh Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, menunjukkan sebuah pesawat tak berawak (drone) quadcopter melayang di dekat menara komunikasi sebelum menjatuhkan amunisi peledak pada generator di dasar menara.
Asap tebal pun mengepul di area tersebut tak lama setelah itu. Dalam cuplikan video, tampak matahari baru saja terbit di cakrawala, yang menandakan serangan ke menara dilakukan tidak lama setelah Hamas mulai menembakkan roket ke Israel.
Menara komunikasi ini berjarak empat kilometer sebelah barat kibbutz atau pemukiman Be’eri. Lokasi menara di dekat ujung utara Gaza, di mana para anggota Hamas menyerang lebih dari 100 orang Israel dan menyandera sejumlah orang lainnya pada Sabtu.
Tiga menara lainnya yang berjarak antara satu sampai lima km di sepanjang perbatasan Israel-Gaza terlihat berasap dalam citra satelit pada pukul 11.31 pagi waktu setempat.
Tidak diketahui apakah drone atau senjata lain yang menyebabkan menara-menara ini rusak.
Menurut profesor riset operasi di Universitas Brock di Kanada, Michael Armstrong, empat menara ini memiliki fungsi yang berbeda meski penampakannya dari citra satelit terlihat serupa.
Beberapa menara kemungkinan menjadi pengawas perbatasan, sementara yang lain bisa saja terlibat dalam transmisi dan penerimaan data seperti komunikasi militer.
Sementara itu, menurut seorang mantan pejabat pertahanan Amerika Serikat yang ingin anonim, menara dalam rekaman Brigade Al Qassam digunakan untuk mengumpulkan data intelijen serta memfasilitasi layanan seluler.
Dia juga menambahkan bahwa menara tersebut digunakan untuk memantau warga Gaza, berdasarkan ketinggian dan kedekatannya dengan perbatasan.
Armstrong mengatakan Hamas kemungkinan besar menargetkan menara-menara ini untuk “membutakan komandan Israel dan mencegah komunikasi di antara unit-unit mereka.”
Ia juga mengatakan amunisi untuk mengacaukan menara tidak perlu rumit-rumit. Cukup sekadar pecahan peluru yang bisa merusak infrastruktur seperti antena, kamera, dan kabel.
Seiring dengan serangan empat menara ini, Hamas juga menargetkan menara observasi Israel yang digunakan untuk pengawasan visual di sepanjang perbatasan. Dampak serangan terhadap fungsi menara ini belum diketahui.
Dalam video lain yang dibagikan Al Qassam, amunisi yang sama yang dibawa pesawat tak berawak juga meledakkan menara senapan mesin di salah satu pos pengamatan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di sepanjang perbatasan.
Menurut Armstrong, serangan ini merupakan penyebaran drone bersenjata pertama yang sukses setelah berbagai upaya Hamas menargetkan menara komunikasi di masa lalu.[]
LHOKSEUMAWE – Guna menciptakan rasa aman dan menjaga ketertiban, tiga personel Sat Pol Airud Polres…
LHOKSEUMAWE – Dalam upaya mendekatkan diri dengan masyarakat sejak usia dini, Polsek Blang Mangat melaksanakan…
Lhokseumawe – Personil Sat Tahti Polres Lhokseumawe kembali melaksanakan kegiatan rutin bimbingan rohani kepada para…
Lhokseumawe – Wakapolda Aceh, Brigjen Pol. Misbahul Munauwar, S.H., bersama rombongan melakukan kunjungan ke kantor…
LHOKSUKON - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Utara menggelar debat publik kedua pasangan calon…
LHOKSUKON - Jumlah dana debat publik kedua Pilkada Aceh Utara Rp 299,5 juta, sama persis…